{
  "nftbboy": "Seonggok jagung di kamar\ndan seorang pemuda\nyang kurang sekolahan\n\nMemandang jagung itu,\nsang pemuda melihat ladang;\nIa melihat petani;\nIa melihat panen;\ndan suatu hari subuh,\npara wanita dengan gendongan\npergi ke pasar…\n\nDan ia juga melihat\nsuatu pagi hari\ndi dekat sumur\ngadis-gadis bercanda\nsambil menumbuk jagung\nmenjadi maisena.\nSedang di dalam dapur\ntungku-tungku menyala.\nDi dalam udara murni\ntercium bau kue jagung.\n\nSeonggok jagung di kamar\ndan seorang pemuda.\nIa siap menggarap jagung.\n\nIa melihat kemungkinan\notak dan tangan\nsiap bekerja\n\nTetapi ini:\nSeonggok jagung di kamar\ndan seorang pemuda tamat SLA\nTak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.\nHanya ada seonggok jagung di kamarnya.\n\nIa memandang jagung itu\ndan ia melihat dirinya terlunta-lunta\nIa melihat dirinya ditendang dari diskotik.\nIa melihat sepasang sepatu kenes di balik\netalase ia melihat saingannya naik sepeda motor.\n\nIa melihat nomor-nomor lotre.\nia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.\nSeonggok jagung di kamar\ntidak menyangkut pada akal,\ntidak akan menolongnya.\n\nSeonggok jagung di kamar\ntak akan menolong seorang pemuda\nyang pandangan hidupnya berasal dari buku,\ndan tidak dari kehidupan.\nYang tidak terlatih dalam metode,\ndan hanya penuh hafalan kesimpulan.\nYang hanya terlatih sebagai pemakai,\ntetapi kurang latihan bebas berkarnya.\nPendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.\n\nAku bertanya:\nApakah gunanya pendidikan\nbila hanya akan membuat seseorang menjadi\nasing di tengah kenyataan persoalannya?\nApakah gunanya pendidikan\nbila hanya mendorong seseorang\nmenjadi layang-layang di ibukota\nkikuk pulang ke daerahnya?\nApakah gunanya seseorang\nbelajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran\natau apa saja\nbila pada akhirnya\nketika ia pulang ke daerahnya lalu berkata\nDi sini aku merasa asing dan sepiiiii!"
}